Jumat, 14 November 2014

Teori Belajar dan Pembelajaran

Apa dan Bagaimana Belajar

Pengertian Belajar menurut BellGredler
Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies), ketrampilan  (skills) and sikap (attitudes).
Belajar sering juga diartikan sebagai penambahan, perluasan, dan pendalaman pengetahuan, nilai dan sikap, serta ketrampilan.
Ciri-ciri Belajar :
  1. Memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada individu
  2. Perubahan tersebut merupakan buah dari pengalaman
  3. Perubahan tersebut relatif menetap

Jenis-jenis belajar  :
  • Belajar Isyarat / Signal Learning. Melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat
  • Belajar Stimulus atau respon / Stimulus Response Learning. Terjadi pada individu karena ada rangsangan dari luar
  • Belajar Rangkaian / Chaining Learning. Terjadi melalui perpaduan berbgai proses stimulus respon yang telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan perilaku yang segera atau sepontan.
  • Belajar Asosiasi Verbal /Verbal Association Learning. Individu telah mengetahui sebutan bentuk dan dapat menangkap makna yang bersifat verbal.
  • Belajar Membedakan / Discrimination Learning. Individu berhadapan dengan benda, suasana atau pengalaman yg luas dan mencoba membeda bedakan semua hal tersebut.
  • Belajar Konsep / Concept Learning. Individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke dalam suatu pengertian atau makna yang abstrak.
  • Belajar Hukum dan Aturan / Rule Learning. Individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat data yg terdahulu atau yg diberikan sebelumnya dan menerapkannya atau menarik kesimpulan dari data tersebut menjadi suatu aturan.
  • Belajar Pemecahan masalah / Problem Solving learning. Individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan.

Teori BEHAVIORISTIK

Belajar merupakan proses bagi manusia untuk menguasai berbagai kompetensi, ketrampilan dan sikap.
Menurut teori ini, belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Melalui Stimulus Respons dan penguatan dalam proses belajar.
Teori ini  sangat menekankan pada hsil belajar, perubahan tingkah laku yang dapat dilihat.
Teori” BEHAVIORISTIK :
Classical Conditioning oleh Pavlov 1849 – 1936
Didasarkan pada reaksi sistem tak terkondisi dalam diri seseorang, reaksi emosional yg dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom, seta gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar.
Ada tiga parameter : Penguatan, Penghilangan, Pengembalian Spontan
Connectionism oleh Edward L.Thorndike 1874 – 1949
Pengulangan situasi atau pengalaman akan meningkatkan kemungkinan munculnya respons yang benar. Namun pengulangan situasi yang tidak menyenangkan tidak akan membantu proses belajar.
Hasil dari proses coba-coba
Behaviorism oleh Jhon B Watson 1878 - 1958
Stimulus dan respon yang menjadi konsep dasar dalam teori perilaku pada umunya, harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati.
Penerapannya :
Diterapkan dalam bentuk jawaban siswa terhadap soal-soal tes dan atau ujian setelah materi disajikan.
Penggunaan media untuk memberikan proses pengkondisian

Penguatan dengan memberikan pujian, hukuman, reward dan penilaian

TEORI BELAJAR KOGNITIF

Tujuan teori belajar kognitif, mengkonstruksi prinsip prinsip belajar secara ilmiah. Hasilnya berupa prosedur prosedur yang dapat diterapkan pada situasi kelas untuk mendapatkan hasil yg sangat produktif.
Teori ini dikembangkan berdasarkan tujuan yang melatar belakangi perilaku, cita-cita, cara-cara, dan bagaimana seseorang memahami diri dan lingkungannya, dalam usaha untuk mencapai tujuan dirinya.
INSIGHT, adalah pemahaman dasar yang dapat diaplikasikan pada beberapa situasi yang sama atau hampir sama. Merupakan pemahaman seseorang terhadap suatu situasi secara mendalam.  Intinya, pada saat guru merancang pembelajaran , kondisi siswa harus diperhatikan, begitu juga saat mengimplementasikan rancangan pembelajaran di dalam kelas, kondisi nyata kelas perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
Perbedaan teori Kognitif dengan Teori conditioning stimulus-respons
Aliran kognitif menentang aliran behavirisme karena pandangan aliran behaviorisme bersifat molekuler, memandang tingkah laku sebagai hasil dari ikatan stimulus-respon saja, sehingga tidak menggambarkan proses mental yang terjadi.
Teori kognitif menekankan pada apa yangterjadi dalam diri individu dalam menganalisis stimulus sampai dengan munculnya respon.
Prinsip dasar teori belajar kognitif :
  1. Belajar merupakan peristiwa mental yang berhubungan dengan berfikir, perhatian, persepsi, pemecahan masalah dan kesadaran.
  2. Sehubungan dengan pembelajaran, guru harus memperhatikan perilaku siswa yang tampak, dan memperhatikan faktor manusia dan lingkungan psikologisnya
  3. Kemampuan berfikir manusia tidak sama dan tidak tetap dari waktu ke waktu
Teori Belajar Bruner, Ausubel, Robert Gagne, Jean Piaget
Jerome Burner (1915 -) manusia sebagai sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi
Ada 3 proses kognitif yg terjadi dalam belajar :
  1. Proses perolehan informasi baru
  2. Oroses mentransformasikan informasi yg diterima
  3. Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan
Aspek  yang menjadi perhatian guru dalam pembelajaran :
  1. Struktur mata pelajaran. Berisi Ide, konsep-konsep dasar, hubungan antar konsep atau contoh dari bidang tersebut.
  2. Kesiapan Belajar, penguasaan ketrampilan yg lebih sederhana atau mendasari
  3. Intuisi, tehnik inte;ektual analitis untuk mengetahui apakah formulasi itu merupakan kesimpulan yg shahih atau tidak
  4. Motivasi, lebih penting motivasi intrinsik (rasa ingin tau dari dalam), dibandingkan eksternal (dari luar).
Satu hal yang tidak mungkin menurut burner adalah memotivasi anak agar menguasai sesuatu yg mereka tidak biasa dan tidak kuasai.

Yang diterapkan dari teori burner adalah adanya KURIKULUM, teori pembelajaran yg akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yg efektif dikelas dlm rangka mengembangkan ketrampilan berfikir.
Kurikulum yang baik diarahkan pada pada upaya agar siswa memiliki kemampuan inkuri (menyelidiki), dan discoveri (menemukan)
David Ausubel, mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna (belajar yg disertai dengan pengertian)dan belajar verbal. CARA BELAJAR MENGHAFAL
Menurut ausubel orang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan bukan melalui penemuan (bertentangan dengan bruner dan piaget)
Robert Gagne (1977), belajar bukan proses tunggal melainkan proses yang luas yang dibentuk pleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Jadi tingkah laku merupakan efek kumulatif dari belajar.
Sembilan Peristiwa Pembelajaran menurut Gagne :
  1. Membangkitkan perhatian
  2. Memberitahukan tujuan pembelajaran pada siswa
  3. Merangsang ingatan pada materi prasyarat
  4. Menyajikan bahan perangsang
  5. Memberi bimbungan belajar
  6. Menampilkan unjuk kerja
  7. Memberikan umpan balik
  8. Menilai unjuk kerja
  9. Meningkatkan retensi (latihan-latihan)
Jean Piaget (1920), ahli biologi dan psikologi. Mempelajari tentang teori perkembangan intelektual yang terjadi pada anak-anak mulai dari usia 0.
Tahap perkembangan Kognitif :
  1.  Tahap sendori motor (usia 0-2 tahun), anak belum mengenal dan menemukan obyek secara permanen. Pada usia 18-24 bulan baru muncul kemampuan anak mengenal obyek dan mencari benda atau orang disekitarnya bila memerlukannya.
  2. Tahap praoperasional (usia 2-7 tahun), anak sudah memiliki kesadaran akan eksistensi vuatu benda yang ada atau biasa ada. Dan mulai memiliki kemampuan berbahasa.
  3. Thap konkret operasiional (usia 7-11 tahun), anak mulai berfikir rasional. Mampu mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu kedalam sistem pemikirannya sendiri, sehingga mampu berfikir secara logis.
  4. Tahap Formal Operasional (11-15 tahun), mampu memahami dan berfikir terhadap konsep konsep abstrak (agama, matematika, dll)

TEORI BELAJAR SOSIAL

  1. Prinsip faktor-faktor yang saling menentukan
Perilaku, berbagai faktor pada pribadi seseorang dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada lingkungan orang tersebut, secara bersama sama saling bertindak sebagai penentu atau penyebab yang satu terhadap yg lainnya.

  1. Kemampuan membuat dan memahami simbol/tanda/lambang
Orang memahami duni ini secara simbolis, jadi manusia lebih bereaksi terhadap gambaran-gambaran kogitif dunia sekitar daripada dunia itu sendiri. Perilaku yang diperlihatkan akan dapat diduga, diharapkan, dikhawatirkan dan diujicobakan terlebih dahulu secara simbolis.

  1. Kemampuan berfikir kedepan
Manusia dapat menduga bagaimana orang lain akan bereaksi terhadap anda, dapat menentukan tujuan dan merencanakan tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut.

  1. Kemampuan untuk seolah olah mengalami sendiri apa yang dialami orang lain
Mampu belajar dengan cara memperhatikan orang lain berperilaku dan memperhatikan konsekuaensi dari perilaku tersebut. Inilah yang dinamakan belajar dari apa yang dialami orang lain.

  1. Kemampuan mengatur diri sendiri
Pada umumnya orang memiliki kemampuan mengendalikan perilaku mereka sendiri. Perilaku perilakau ini dilakukan tidak hanya untuk memuaskan orang lain, tetapi berdasarkan standart dan motivasi yang anda tetapkan sendiri. Tentu akan terpengaruh oleh reaksi orang lain, tetapi tanggung jawab utama berada pada diri anda sendiri.

  1.  Kemampuan untuk berefleksi
Kebanyakan orang sering melakukan refleksi atau perenungan untuk memikirkan mengenai kemampuan diri pribadi, mampu memantau ide dan menilai kepantasan ide tersebut sekaligus menilai diri mereka sendiri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar