Kamis, 27 November 2014

Lowongan Menjadi Guru PAUD di Wilayah Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo

Banyak yang bertanya kepada saya,
"Bu, saya lulusan S1 Bahasa Inggris, tapi ingin menjadi guru PAUD, apakah bisa?".
"Bu, saya lulusan SMA/SMK bisakahan jadi guru PAUD?".
"Bu, apakah harus S1 PAUD untuk bisa menjadi guru PAUD?".

Selain guru RA/Raudhatul Athfal, saya adalah pemilik dan pengelola PAUD. dan memang banyak sekali dibutuhkan guru PAUD, karena Program Jawa Timur Sendiri dan Program Negara yang mewajibkan setiap Desa ada 1 PAUD. otomatis kebutuhan guru PAUD meningkat. walaupun jaminan menjadi PNS belum ada, namun tunjangan dan perhatian pemerintah semakin besar akan keberadaan PAUD, dan juga adanya tuntutan pemerintah untuk standarisasi pendidikan guru PAUD yang harus S1. sehingga layak diperhitungkan
dan wajar jika banyak sekali yang mulai melirik peluang kerja guru PAUD.

Namun..... mendidik, mengasuh, mengajar anak PAUD tidak semudah membalikkan telapak tangan, semudah kita melihat selama ini hanya bernyanyi, bertepuk tangan, bermain.... tidak! terbukti beberapa guru hasil seleksi saya yg diterima bekerja di PAUD tidak tahan, tidak bisa dan tidak mampu melaksanakan tugasnya di PAUD. karena memang tidak memiliki skill mengajar anak PAUD. bagi lulusan S1 Pendidikan, BP/BK, Psikologi, SMA/SMK pun, tidak mudah bagi mereka untuk mampu mengajar anak PAUD. walaupun mereka tahu peluang di PAUD sangat besar. namun apa daya? mereka tidak tahu cara, trik dan bagaimana mengajar PAUD.

Lalu bagaimana????? saya harus bagaimana bu wina?

"Carilah skill, ilmu dan pengalaman untuk mengahadapi anak-anak"

"Berarti saya harus kliah S1 PAUD dulu?".

"Kelamaan, nunggu kamu kuliah 4 tahun peluang kerja sudah terisi semua"

"lalu bagimana? saya bener bener ingin menjadi guru PAUD yang profesional"

"Ok, kalau memang bener bener punya niat ingin menjadi guru PAUD yang profesional, mengabdi, dedikasi dan loyalitas tinggi pada sekolah dan pekerjaan, saya beritahu caranya"

"Pertama : Magang saja di PAUD dengan tanpa dibayar, tapi resikonya kamu tidak akan mendapatkan SK sampai kamu benar benar terlihat BISA!" berarti menghabiskan waktu tanpa kejelasan.

"cara lain dong bu wina, masa sy trus menggantung dg magang saja"

"Kedua : cari pendidikan singkat dimana kamu bisa menyerap ilmu sebanyak banyaknya tentang PAUD dalam waktu yang sesingkat singkatnya sehingga kamu punya sertifikat kompetensi dibidang PAUD"

"Ketiga : setelah dapat sertifikat kompetensi tersebut maka kamu bisa masuk ke sekolah PAUD dengan S1 kamu, atau SMA dan SMK mu + SERTIFIKAT KOMPETENSI dibidang PAUD". Jika kinerja kamu baik otomatis setelah dapat ilmu bisa tau cara kerja menangani anak, maka kamu akan dapat SK mengajar.

"Keempat : pikirkan untuk kuliah lagi di S1 PAUD. untuk jenjang karir yg lebih baik, jika memang kamu menyenangi, menyayangi dan nyaman bekerja di dunia anak. jika tidak jangan dipaksa, akan hancur hasilnya"



SO....JADI sekarang saya harus mencari pendidikan singkat untuk mencari SERTIFIKAT KOMPETENSI dibidang PAUD? trus dimana bu wina? dan berapa tahun pendidikannya?????


HUBUNGI SAYA...... 085735061905 (bu wina) pendidikan hanya 6 bulan. dicarikan tempat magang dan kebanyakan langsung direkrut kerja sesuai kemampuan masing masing anak.
tempat di madiun, magetan, ngawi, ponorogo.

JIKA BENAR SERIUS ingin jadi guru PAUD silahkan hubungi saya......  karena ada bursa kerjanya juga.

MASA DEPAN TERGANTUNG DITANGAN KALIAN, saatnya MEMILIH DAN MENENTUKAN MASA DEPAN. bukan MASA DEPAN YANG AKAN MEMILIH ANDA. menjemput bola sebelum dilambungkan ke orang lain.






Jumat, 14 November 2014

Teori Belajar dan Pembelajaran

Apa dan Bagaimana Belajar

Pengertian Belajar menurut BellGredler
Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies), ketrampilan  (skills) and sikap (attitudes).
Belajar sering juga diartikan sebagai penambahan, perluasan, dan pendalaman pengetahuan, nilai dan sikap, serta ketrampilan.
Ciri-ciri Belajar :
  1. Memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada individu
  2. Perubahan tersebut merupakan buah dari pengalaman
  3. Perubahan tersebut relatif menetap

Jenis-jenis belajar  :
  • Belajar Isyarat / Signal Learning. Melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat
  • Belajar Stimulus atau respon / Stimulus Response Learning. Terjadi pada individu karena ada rangsangan dari luar
  • Belajar Rangkaian / Chaining Learning. Terjadi melalui perpaduan berbgai proses stimulus respon yang telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan perilaku yang segera atau sepontan.
  • Belajar Asosiasi Verbal /Verbal Association Learning. Individu telah mengetahui sebutan bentuk dan dapat menangkap makna yang bersifat verbal.
  • Belajar Membedakan / Discrimination Learning. Individu berhadapan dengan benda, suasana atau pengalaman yg luas dan mencoba membeda bedakan semua hal tersebut.
  • Belajar Konsep / Concept Learning. Individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke dalam suatu pengertian atau makna yang abstrak.
  • Belajar Hukum dan Aturan / Rule Learning. Individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat data yg terdahulu atau yg diberikan sebelumnya dan menerapkannya atau menarik kesimpulan dari data tersebut menjadi suatu aturan.
  • Belajar Pemecahan masalah / Problem Solving learning. Individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan.

Teori BEHAVIORISTIK

Belajar merupakan proses bagi manusia untuk menguasai berbagai kompetensi, ketrampilan dan sikap.
Menurut teori ini, belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Melalui Stimulus Respons dan penguatan dalam proses belajar.
Teori ini  sangat menekankan pada hsil belajar, perubahan tingkah laku yang dapat dilihat.
Teori” BEHAVIORISTIK :
Classical Conditioning oleh Pavlov 1849 – 1936
Didasarkan pada reaksi sistem tak terkondisi dalam diri seseorang, reaksi emosional yg dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom, seta gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar.
Ada tiga parameter : Penguatan, Penghilangan, Pengembalian Spontan
Connectionism oleh Edward L.Thorndike 1874 – 1949
Pengulangan situasi atau pengalaman akan meningkatkan kemungkinan munculnya respons yang benar. Namun pengulangan situasi yang tidak menyenangkan tidak akan membantu proses belajar.
Hasil dari proses coba-coba
Behaviorism oleh Jhon B Watson 1878 - 1958
Stimulus dan respon yang menjadi konsep dasar dalam teori perilaku pada umunya, harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati.
Penerapannya :
Diterapkan dalam bentuk jawaban siswa terhadap soal-soal tes dan atau ujian setelah materi disajikan.
Penggunaan media untuk memberikan proses pengkondisian

Penguatan dengan memberikan pujian, hukuman, reward dan penilaian

TEORI BELAJAR KOGNITIF

Tujuan teori belajar kognitif, mengkonstruksi prinsip prinsip belajar secara ilmiah. Hasilnya berupa prosedur prosedur yang dapat diterapkan pada situasi kelas untuk mendapatkan hasil yg sangat produktif.
Teori ini dikembangkan berdasarkan tujuan yang melatar belakangi perilaku, cita-cita, cara-cara, dan bagaimana seseorang memahami diri dan lingkungannya, dalam usaha untuk mencapai tujuan dirinya.
INSIGHT, adalah pemahaman dasar yang dapat diaplikasikan pada beberapa situasi yang sama atau hampir sama. Merupakan pemahaman seseorang terhadap suatu situasi secara mendalam.  Intinya, pada saat guru merancang pembelajaran , kondisi siswa harus diperhatikan, begitu juga saat mengimplementasikan rancangan pembelajaran di dalam kelas, kondisi nyata kelas perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
Perbedaan teori Kognitif dengan Teori conditioning stimulus-respons
Aliran kognitif menentang aliran behavirisme karena pandangan aliran behaviorisme bersifat molekuler, memandang tingkah laku sebagai hasil dari ikatan stimulus-respon saja, sehingga tidak menggambarkan proses mental yang terjadi.
Teori kognitif menekankan pada apa yangterjadi dalam diri individu dalam menganalisis stimulus sampai dengan munculnya respon.
Prinsip dasar teori belajar kognitif :
  1. Belajar merupakan peristiwa mental yang berhubungan dengan berfikir, perhatian, persepsi, pemecahan masalah dan kesadaran.
  2. Sehubungan dengan pembelajaran, guru harus memperhatikan perilaku siswa yang tampak, dan memperhatikan faktor manusia dan lingkungan psikologisnya
  3. Kemampuan berfikir manusia tidak sama dan tidak tetap dari waktu ke waktu
Teori Belajar Bruner, Ausubel, Robert Gagne, Jean Piaget
Jerome Burner (1915 -) manusia sebagai sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi
Ada 3 proses kognitif yg terjadi dalam belajar :
  1. Proses perolehan informasi baru
  2. Oroses mentransformasikan informasi yg diterima
  3. Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan
Aspek  yang menjadi perhatian guru dalam pembelajaran :
  1. Struktur mata pelajaran. Berisi Ide, konsep-konsep dasar, hubungan antar konsep atau contoh dari bidang tersebut.
  2. Kesiapan Belajar, penguasaan ketrampilan yg lebih sederhana atau mendasari
  3. Intuisi, tehnik inte;ektual analitis untuk mengetahui apakah formulasi itu merupakan kesimpulan yg shahih atau tidak
  4. Motivasi, lebih penting motivasi intrinsik (rasa ingin tau dari dalam), dibandingkan eksternal (dari luar).
Satu hal yang tidak mungkin menurut burner adalah memotivasi anak agar menguasai sesuatu yg mereka tidak biasa dan tidak kuasai.

Yang diterapkan dari teori burner adalah adanya KURIKULUM, teori pembelajaran yg akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yg efektif dikelas dlm rangka mengembangkan ketrampilan berfikir.
Kurikulum yang baik diarahkan pada pada upaya agar siswa memiliki kemampuan inkuri (menyelidiki), dan discoveri (menemukan)
David Ausubel, mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna (belajar yg disertai dengan pengertian)dan belajar verbal. CARA BELAJAR MENGHAFAL
Menurut ausubel orang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan bukan melalui penemuan (bertentangan dengan bruner dan piaget)
Robert Gagne (1977), belajar bukan proses tunggal melainkan proses yang luas yang dibentuk pleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Jadi tingkah laku merupakan efek kumulatif dari belajar.
Sembilan Peristiwa Pembelajaran menurut Gagne :
  1. Membangkitkan perhatian
  2. Memberitahukan tujuan pembelajaran pada siswa
  3. Merangsang ingatan pada materi prasyarat
  4. Menyajikan bahan perangsang
  5. Memberi bimbungan belajar
  6. Menampilkan unjuk kerja
  7. Memberikan umpan balik
  8. Menilai unjuk kerja
  9. Meningkatkan retensi (latihan-latihan)
Jean Piaget (1920), ahli biologi dan psikologi. Mempelajari tentang teori perkembangan intelektual yang terjadi pada anak-anak mulai dari usia 0.
Tahap perkembangan Kognitif :
  1.  Tahap sendori motor (usia 0-2 tahun), anak belum mengenal dan menemukan obyek secara permanen. Pada usia 18-24 bulan baru muncul kemampuan anak mengenal obyek dan mencari benda atau orang disekitarnya bila memerlukannya.
  2. Tahap praoperasional (usia 2-7 tahun), anak sudah memiliki kesadaran akan eksistensi vuatu benda yang ada atau biasa ada. Dan mulai memiliki kemampuan berbahasa.
  3. Thap konkret operasiional (usia 7-11 tahun), anak mulai berfikir rasional. Mampu mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu kedalam sistem pemikirannya sendiri, sehingga mampu berfikir secara logis.
  4. Tahap Formal Operasional (11-15 tahun), mampu memahami dan berfikir terhadap konsep konsep abstrak (agama, matematika, dll)

TEORI BELAJAR SOSIAL

  1. Prinsip faktor-faktor yang saling menentukan
Perilaku, berbagai faktor pada pribadi seseorang dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada lingkungan orang tersebut, secara bersama sama saling bertindak sebagai penentu atau penyebab yang satu terhadap yg lainnya.

  1. Kemampuan membuat dan memahami simbol/tanda/lambang
Orang memahami duni ini secara simbolis, jadi manusia lebih bereaksi terhadap gambaran-gambaran kogitif dunia sekitar daripada dunia itu sendiri. Perilaku yang diperlihatkan akan dapat diduga, diharapkan, dikhawatirkan dan diujicobakan terlebih dahulu secara simbolis.

  1. Kemampuan berfikir kedepan
Manusia dapat menduga bagaimana orang lain akan bereaksi terhadap anda, dapat menentukan tujuan dan merencanakan tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut.

  1. Kemampuan untuk seolah olah mengalami sendiri apa yang dialami orang lain
Mampu belajar dengan cara memperhatikan orang lain berperilaku dan memperhatikan konsekuaensi dari perilaku tersebut. Inilah yang dinamakan belajar dari apa yang dialami orang lain.

  1. Kemampuan mengatur diri sendiri
Pada umumnya orang memiliki kemampuan mengendalikan perilaku mereka sendiri. Perilaku perilakau ini dilakukan tidak hanya untuk memuaskan orang lain, tetapi berdasarkan standart dan motivasi yang anda tetapkan sendiri. Tentu akan terpengaruh oleh reaksi orang lain, tetapi tanggung jawab utama berada pada diri anda sendiri.

  1.  Kemampuan untuk berefleksi
Kebanyakan orang sering melakukan refleksi atau perenungan untuk memikirkan mengenai kemampuan diri pribadi, mampu memantau ide dan menilai kepantasan ide tersebut sekaligus menilai diri mereka sendiri.




Selasa, 04 November 2014

BCCT (Beyond Center and Circle Time)




Pembelajaran yang berpusat pada anak  pernah diadopsi dalam kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Di Indonesia dikembangkan menjadi Selling (Sentra dan Lingkaran), ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak. Dengan memberikan rangsangan kepada otak agar berfikir secara aktif dengan menggali pengalamannya sendiri melalui bermain.

PENGERTIAN SENTRA & LINGKARAN
Pendekatan penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak  yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan sa’at dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan untuk mendukung perkembangan anak

APA ITU SENTRA Sentra Merupakan Area Main Anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main. Sentra dapat dibuka di dalam maupun di luar ruangan

APA ITU LINGKARAN : Dimana pendidik atau guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikaan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main

MENGAPA  PERLU?  Karena disentra anak dapat:
-   Memilih, mengembangkan rasa percaya diri dan melatih kemampuan dalam mengatasi permasalahannya
-     Mencoba, bereksplorasi, mengembangkan gagasan, dan menata ulang apa yang seharusnya terjadi menurut pemahamannya.
-        Mengembangkan rasa tanggungjawab terhadap alat dan bahan main yang digunakan
-     Membangun kemampuan bekerjasama, interaksi sosial yang lebih intensif dibanding dalam kelompok besar.
-    Anak memerlukan waktu yang cukup untuk bermain di sentra, karenanya keterlibatan anak dalam satu sentra pada satu waktu lebih baik dibandingkan dengan mengunjungi beberapa sentra.
-   Memiliki waktu yang cukup di sentra diperlukan untuk memilih bahan main, persistensi, penguatan konsep, diskusi aktivitas, dan penerapan tahapan main.
-   Pengalaman belajar terintegrasi yang penuh makna sesuai dengan pengalaman dan tahap perkembangannya 
-        Mengoptimalkan ruang dan APE (Alat Permainan Edukatif)  yang ada                     

Metode Sentra dan Lingkaran (Seling)
Metode ini menekankan pada pembelajaran pada system sentra, sementara intervensi pamong dalam pembelajaran lebih diminimalisir. Metode ini lebih memberi keleluasaan kepada anak-anak untuk bebas bermain di sentra-sentra yang sudah disiapkan. Pembelajaran dengan menggunakan metode ini mengacu pada empat pijakan yang ada, yaitu ada 4 Pijakan dalam sentra :

1.      Pijakan lingkungan main
2.      Pijakan sebelum main
3.      Pijakan selama main
4.      Pijakan setelah main

1.    Pijakan lingkungan main. Dalam pijakan ini, kegiatan yang dilakukan oleh pamong PAUD antara lain :
a. mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup (tiga tempat main untuk setiap anak)
b.  merencanakan intensitas (sejumlah waktu yang dibutuhkan untuk bermain) dan densitas (berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan) pengalaman
c.  memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main, yaitu sensorimotor, pembangunan dan main peran
d. memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan
e. menata kesempatan main untuk mendukung hubungan social yang positif.
  
2.    Pijakan Pengalaman Sebelum Main
       Dalam pijakan ini kegiatan yang dilakukan oleh pamong PAUD antara lain :
a. membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mendatangkan nara sumber
b.  menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung perolehan ketrampilan kerja (standar kinerja)
c. memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan
d.  mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main
e. menjelaskan ranmgkaian waktu main
f.   mengelola anak untuk keberhasilan hubungan social
g. merancang dan menerapkan urutan transisi main.

3.    Pijakan Pengalaman Main Setiap Anak
Dalam pijakan ini kegiatan yang harus dilakukan oleh pamong PAUD meliputi :
a. memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman main mereka
b. mencontohkan komunikasi yang tepat
c. memperkuat dan memperluas bahasa anak
d.  meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman sebaya
e. mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak

4.    Pijakan Pengalaman Setelah Main Dalam pijakan yang terakhir ini, peran pamong PAUD adalah :
a. mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya
b. menggunakan waktu membereskan maianan, sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokkan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat 

Empat pijakan tersebut merupakan pijakan yang bersifat umum yang harus dilakukan oleh pamong PAUD dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode sentra. Adapun uraian secara khusus dapat disesuaikan dengan sentra yang disiapkan, misalnya sentra bermain peran mikro, bermain peran makro, pembangunan terstruktur, pembangunan bahan alam (sifat cair), sentra persiapan, sentra musik dan olah tubuh, sentran imtak, dan sebagainya.  

Syarat Penataan Sentra
a.       Aman
b.      Nyaman
c.       Mendukung Kepekaan Sosial 
d.      Dapat diperkirakan hasil main anak
e.   mendukung anak untuk aktif, inisiatif, dan terlibat dalam kegiatan main dalam waktu yang lama (densitas alat main)
f.     Mendukung perkembangan bahasa, kognitif, moral agama, fisik motorik, dan social emosial anak
g.      Memperhatikan kenyamanan:
-  Ukuran ruang dan jumlah anak. (ideal 1 anak 3,5m2) minimal ketika anak merentangkan tangannya tidak bertabrakan
-      Pembagian ruangan memperhatikan kenyamanan lalu lintas anak
-  Penempatan meja kursi hanya di tempat yang diperlukan (untuk mendukung  kegiatan yang memerlukan meja kursi)
-   Penempatan hasil karya anak ditata di dinding kosong  secara menarik setinggi pandangan anak
-     Penggunaan warna dinding dan rak-rak dipilih warna natural
-     Pengaturan cahaya dan ventilasi udara mendukung kesehatan dan aktivitas anak
h.      Memperhatikan keamanan dan kebersihan:
-       Pemilihan APE dan bahan main tidak membahayakan kesehatan anak (anti toxid)
-       Bentuk ujung meja, kursi, dan rak tidak runcing
-       Semua furniture dan APE dalam keadaan bersih dan siap pakai
-     Toilet dibuat seukuran anak, dilengkapi dengan sabun dan handuk pengering yang selalu terjaga kebersihannya
-      Untuk ruangan bayi tempat mengganti popok sebaiknya terpisah dengan ruangan main
-   Alat yang bersifat tajam dan mudah melukai disimpan dalam laci tertutup dan disajikan pada saat akan menggunakannya di bawah pengawasan pendidik
-   Tempat obat-obatan disimpan di ruang pendidik sehingga tidak dapat dijangkau anak
-    Celemek atau sejenisnya disediakan untuk main bahan alam sehingga anak tidak takut kotor
-      Pemilihan bahan untuk lantai atau alas yang tidak licin terutama untuk main air
  
Konsep Pengembangan Kurikulum BCCT
-        Kurikulum PAUD menggunakan pendekatan holistic curriculum mencakup semua aspek perkembangan
-        Proses belajar dilaksanakan secara integrated learning mencakup semua konsep pengetahuan (bahasa, matematika, sains, ilmu sosial, seni)
-        Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain 

 Model Pembelajaran BCCT Pembelajaran Model Sentra :

         1.         Sentra Agama
         2.         Sentra Musik
         3.         Sentra Persiapan
         4.         Sentra Bermain Peran
         5.         Sentra Bahan Alam
         6.         Sentra Seni

              Pembelajaran Model Sudut :

1.      Sudut Alam Sekitar dan Pengetahuan
2.      Sudut Iman dan Taqwa
3.      Sudut Pembangunan
4.      Sudut Kebudayaan
5.     Sudut Keluarga

             Pembelajaran Model Area  :

1.      Area Matematika
2.      Area Seni
3.      Area Bahasa
4.      Area Agama
5.      Area Musik
6.      Area Bermain Luar
7.      Area Memasak
8.      Area Balok
9.      Area Drama