Banyak yang bertanya kepada saya,
"Bu, saya lulusan S1 Bahasa Inggris, tapi ingin menjadi guru PAUD, apakah bisa?".
"Bu, saya lulusan SMA/SMK bisakahan jadi guru PAUD?".
"Bu, apakah harus S1 PAUD untuk bisa menjadi guru PAUD?".
Selain guru RA/Raudhatul Athfal, saya adalah pemilik dan pengelola PAUD. dan memang banyak sekali dibutuhkan guru PAUD, karena Program Jawa Timur Sendiri dan Program Negara yang mewajibkan setiap Desa ada 1 PAUD. otomatis kebutuhan guru PAUD meningkat. walaupun jaminan menjadi PNS belum ada, namun tunjangan dan perhatian pemerintah semakin besar akan keberadaan PAUD, dan juga adanya tuntutan pemerintah untuk standarisasi pendidikan guru PAUD yang harus S1. sehingga layak diperhitungkan
dan wajar jika banyak sekali yang mulai melirik peluang kerja guru PAUD.
Namun..... mendidik, mengasuh, mengajar anak PAUD tidak semudah membalikkan telapak tangan, semudah kita melihat selama ini hanya bernyanyi, bertepuk tangan, bermain.... tidak! terbukti beberapa guru hasil seleksi saya yg diterima bekerja di PAUD tidak tahan, tidak bisa dan tidak mampu melaksanakan tugasnya di PAUD. karena memang tidak memiliki skill mengajar anak PAUD. bagi lulusan S1 Pendidikan, BP/BK, Psikologi, SMA/SMK pun, tidak mudah bagi mereka untuk mampu mengajar anak PAUD. walaupun mereka tahu peluang di PAUD sangat besar. namun apa daya? mereka tidak tahu cara, trik dan bagaimana mengajar PAUD.
Lalu bagaimana????? saya harus bagaimana bu wina?
"Carilah skill, ilmu dan pengalaman untuk mengahadapi anak-anak"
"Berarti saya harus kliah S1 PAUD dulu?".
"Kelamaan, nunggu kamu kuliah 4 tahun peluang kerja sudah terisi semua"
"lalu bagimana? saya bener bener ingin menjadi guru PAUD yang profesional"
"Ok, kalau memang bener bener punya niat ingin menjadi guru PAUD yang profesional, mengabdi, dedikasi dan loyalitas tinggi pada sekolah dan pekerjaan, saya beritahu caranya"
"Pertama : Magang saja di PAUD dengan tanpa dibayar, tapi resikonya kamu tidak akan mendapatkan SK sampai kamu benar benar terlihat BISA!" berarti menghabiskan waktu tanpa kejelasan.
"cara lain dong bu wina, masa sy trus menggantung dg magang saja"
"Kedua : cari pendidikan singkat dimana kamu bisa menyerap ilmu sebanyak banyaknya tentang PAUD dalam waktu yang sesingkat singkatnya sehingga kamu punya sertifikat kompetensi dibidang PAUD"
"Ketiga : setelah dapat sertifikat kompetensi tersebut maka kamu bisa masuk ke sekolah PAUD dengan S1 kamu, atau SMA dan SMK mu + SERTIFIKAT KOMPETENSI dibidang PAUD". Jika kinerja kamu baik otomatis setelah dapat ilmu bisa tau cara kerja menangani anak, maka kamu akan dapat SK mengajar.
"Keempat : pikirkan untuk kuliah lagi di S1 PAUD. untuk jenjang karir yg lebih baik, jika memang kamu menyenangi, menyayangi dan nyaman bekerja di dunia anak. jika tidak jangan dipaksa, akan hancur hasilnya"
SO....JADI sekarang saya harus mencari pendidikan singkat untuk mencari SERTIFIKAT KOMPETENSI dibidang PAUD? trus dimana bu wina? dan berapa tahun pendidikannya?????
HUBUNGI SAYA...... 085735061905 (bu wina) pendidikan hanya 6 bulan. dicarikan tempat magang dan kebanyakan langsung direkrut kerja sesuai kemampuan masing masing anak.
tempat di madiun, magetan, ngawi, ponorogo.
JIKA BENAR SERIUS ingin jadi guru PAUD silahkan hubungi saya...... karena ada bursa kerjanya juga.
MASA DEPAN TERGANTUNG DITANGAN KALIAN, saatnya MEMILIH DAN MENENTUKAN MASA DEPAN. bukan MASA DEPAN YANG AKAN MEMILIH ANDA. menjemput bola sebelum dilambungkan ke orang lain.
Materi Pendidikan, Lowongan Pekerjaan, Peluang Usaha, Sekolah, Peluang Kerja ada disini
Kamis, 27 November 2014
Jumat, 14 November 2014
Teori Belajar dan Pembelajaran
Apa dan Bagaimana Belajar
Pengertian
Belajar menurut BellGredler
Belajar
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
kemampuan (competencies), ketrampilan
(skills) and sikap (attitudes).
Belajar
sering juga diartikan sebagai penambahan, perluasan, dan pendalaman
pengetahuan, nilai dan sikap, serta ketrampilan.
Ciri-ciri
Belajar :
- Memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada individu
- Perubahan tersebut merupakan buah dari pengalaman
- Perubahan tersebut relatif menetap
Jenis-jenis
belajar :
- Belajar Isyarat / Signal Learning. Melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat
- Belajar Stimulus atau respon / Stimulus Response Learning. Terjadi pada individu karena ada rangsangan dari luar
- Belajar Rangkaian / Chaining Learning. Terjadi melalui perpaduan berbgai proses stimulus respon yang telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan perilaku yang segera atau sepontan.
- Belajar Asosiasi Verbal /Verbal Association Learning. Individu telah mengetahui sebutan bentuk dan dapat menangkap makna yang bersifat verbal.
- Belajar Membedakan / Discrimination Learning. Individu berhadapan dengan benda, suasana atau pengalaman yg luas dan mencoba membeda bedakan semua hal tersebut.
- Belajar Konsep / Concept Learning. Individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke dalam suatu pengertian atau makna yang abstrak.
- Belajar Hukum dan Aturan / Rule Learning. Individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat data yg terdahulu atau yg diberikan sebelumnya dan menerapkannya atau menarik kesimpulan dari data tersebut menjadi suatu aturan.
- Belajar Pemecahan masalah / Problem Solving learning. Individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan.
Teori BEHAVIORISTIK
Belajar
merupakan proses bagi manusia untuk menguasai berbagai kompetensi, ketrampilan
dan sikap.
Menurut
teori ini, belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan. Melalui Stimulus Respons dan penguatan dalam proses belajar.
Teori
ini sangat menekankan pada hsil belajar,
perubahan tingkah laku yang dapat dilihat.
Teori” BEHAVIORISTIK
:
Classical Conditioning oleh Pavlov
1849 – 1936
Didasarkan pada reaksi sistem tak
terkondisi dalam diri seseorang, reaksi emosional yg dikontrol oleh sistem urat
syaraf otonom, seta gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar.
Ada tiga parameter : Penguatan,
Penghilangan, Pengembalian Spontan
Connectionism oleh Edward
L.Thorndike 1874 – 1949
Pengulangan situasi atau pengalaman
akan meningkatkan kemungkinan munculnya respons yang benar. Namun pengulangan
situasi yang tidak menyenangkan tidak akan membantu proses belajar.
Hasil dari proses coba-coba
Behaviorism oleh Jhon B Watson 1878
- 1958
Stimulus dan respon yang menjadi
konsep dasar dalam teori perilaku pada umunya, harus berbentuk tingkah laku
yang dapat diamati.
Penerapannya
:
Diterapkan
dalam bentuk jawaban siswa terhadap soal-soal tes dan atau ujian setelah materi
disajikan.
Penggunaan
media untuk memberikan proses pengkondisian
Penguatan
dengan memberikan pujian, hukuman, reward dan penilaian
TEORI BELAJAR KOGNITIF
Tujuan teori belajar kognitif, mengkonstruksi
prinsip prinsip belajar secara ilmiah. Hasilnya berupa prosedur prosedur yang
dapat diterapkan pada situasi kelas untuk mendapatkan hasil yg sangat produktif.
Teori
ini dikembangkan berdasarkan tujuan yang melatar belakangi perilaku, cita-cita,
cara-cara, dan bagaimana seseorang memahami diri dan lingkungannya, dalam usaha
untuk mencapai tujuan dirinya.
INSIGHT, adalah
pemahaman dasar yang dapat diaplikasikan pada beberapa situasi yang sama atau
hampir sama. Merupakan pemahaman seseorang terhadap suatu situasi secara
mendalam. Intinya, pada saat guru
merancang pembelajaran , kondisi siswa harus diperhatikan, begitu juga saat
mengimplementasikan rancangan pembelajaran di dalam kelas, kondisi nyata kelas
perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
Perbedaan teori Kognitif dengan
Teori conditioning stimulus-respons
Aliran
kognitif menentang aliran behavirisme karena pandangan aliran behaviorisme
bersifat molekuler, memandang tingkah laku sebagai hasil dari ikatan
stimulus-respon saja, sehingga tidak menggambarkan proses mental yang terjadi.
Teori
kognitif menekankan pada apa yangterjadi dalam diri individu dalam menganalisis
stimulus sampai dengan munculnya respon.
Prinsip
dasar teori belajar kognitif :
- Belajar
merupakan peristiwa mental yang berhubungan dengan berfikir, perhatian,
persepsi, pemecahan masalah dan kesadaran.
- Sehubungan
dengan pembelajaran, guru harus memperhatikan perilaku siswa yang tampak,
dan memperhatikan faktor manusia dan lingkungan psikologisnya
- Kemampuan
berfikir manusia tidak sama dan tidak tetap dari waktu ke waktu
Teori
Belajar Bruner, Ausubel, Robert Gagne, Jean Piaget
Jerome Burner (1915 -) manusia
sebagai sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi
Ada
3 proses kognitif yg terjadi dalam belajar :
- Proses
perolehan informasi baru
- Oroses
mentransformasikan informasi yg diterima
- Menguji
relevansi dan ketepatan pengetahuan
Aspek yang menjadi perhatian guru dalam
pembelajaran :
- Struktur
mata pelajaran. Berisi Ide, konsep-konsep dasar, hubungan antar konsep
atau contoh dari bidang tersebut.
- Kesiapan
Belajar, penguasaan ketrampilan yg lebih sederhana atau mendasari
- Intuisi,
tehnik inte;ektual analitis untuk mengetahui apakah formulasi itu merupakan
kesimpulan yg shahih atau tidak
- Motivasi,
lebih penting motivasi intrinsik (rasa ingin tau dari dalam), dibandingkan
eksternal (dari luar).
Satu hal yang tidak
mungkin menurut burner adalah memotivasi anak agar menguasai sesuatu yg mereka
tidak biasa dan tidak kuasai.
Yang
diterapkan dari teori burner adalah adanya KURIKULUM, teori pembelajaran yg
akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yg efektif dikelas dlm
rangka mengembangkan ketrampilan berfikir.
Kurikulum
yang baik diarahkan pada pada upaya agar siswa memiliki kemampuan inkuri
(menyelidiki), dan discoveri (menemukan)
David Ausubel, mengembangkan
potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna (belajar yg disertai
dengan pengertian)dan belajar verbal. CARA
BELAJAR MENGHAFAL
Menurut
ausubel orang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan bukan melalui penemuan
(bertentangan dengan bruner dan piaget)
Robert Gagne (1977), belajar
bukan proses tunggal melainkan proses yang luas yang dibentuk pleh pertumbuhan
dan perkembangan tingkah laku. Jadi tingkah laku merupakan efek kumulatif dari
belajar.
Sembilan
Peristiwa Pembelajaran menurut Gagne :
- Membangkitkan
perhatian
- Memberitahukan
tujuan pembelajaran pada siswa
- Merangsang
ingatan pada materi prasyarat
- Menyajikan
bahan perangsang
- Memberi
bimbungan belajar
- Menampilkan
unjuk kerja
- Memberikan
umpan balik
- Menilai
unjuk kerja
- Meningkatkan
retensi (latihan-latihan)
Jean Piaget (1920), ahli
biologi dan psikologi. Mempelajari tentang teori perkembangan intelektual yang
terjadi pada anak-anak mulai dari usia 0.
Tahap
perkembangan Kognitif :
- Tahap sendori motor (usia 0-2 tahun),
anak belum mengenal dan menemukan obyek secara permanen. Pada usia 18-24
bulan baru muncul kemampuan anak mengenal obyek dan mencari benda atau
orang disekitarnya bila memerlukannya.
- Tahap
praoperasional (usia 2-7 tahun), anak sudah memiliki kesadaran akan
eksistensi vuatu benda yang ada atau biasa ada. Dan mulai memiliki
kemampuan berbahasa.
- Thap
konkret operasiional (usia 7-11 tahun), anak mulai berfikir rasional. Mampu
mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu kedalam
sistem pemikirannya sendiri, sehingga mampu berfikir secara logis.
- Tahap Formal Operasional (11-15 tahun), mampu memahami dan berfikir terhadap konsep konsep abstrak (agama, matematika, dll)
TEORI BELAJAR SOSIAL
- Prinsip
faktor-faktor yang saling menentukan
Perilaku,
berbagai faktor pada pribadi seseorang dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada lingkungan orang tersebut, secara bersama sama saling bertindak sebagai
penentu atau penyebab yang satu terhadap yg lainnya.
- Kemampuan membuat
dan memahami simbol/tanda/lambang
Orang
memahami duni ini secara simbolis, jadi manusia lebih bereaksi terhadap
gambaran-gambaran kogitif dunia sekitar daripada dunia itu sendiri. Perilaku
yang diperlihatkan akan dapat diduga, diharapkan, dikhawatirkan dan
diujicobakan terlebih dahulu secara simbolis.
- Kemampuan berfikir
kedepan
Manusia
dapat menduga bagaimana orang lain akan bereaksi terhadap anda, dapat
menentukan tujuan dan merencanakan tindakan yang harus diambil untuk mencapai
tujuan tersebut.
- Kemampuan untuk
seolah olah mengalami sendiri apa yang dialami orang lain
Mampu
belajar dengan cara memperhatikan orang lain berperilaku dan memperhatikan
konsekuaensi dari perilaku tersebut. Inilah yang dinamakan belajar dari apa
yang dialami orang lain.
- Kemampuan mengatur
diri sendiri
Pada
umumnya orang memiliki kemampuan mengendalikan perilaku mereka sendiri.
Perilaku perilakau ini dilakukan tidak hanya untuk memuaskan orang lain, tetapi
berdasarkan standart dan motivasi yang anda tetapkan sendiri. Tentu akan
terpengaruh oleh reaksi orang lain, tetapi tanggung jawab utama berada pada
diri anda sendiri.
- Kemampuan
untuk berefleksi
Kebanyakan
orang sering melakukan refleksi atau perenungan untuk memikirkan mengenai
kemampuan diri pribadi, mampu memantau ide dan menilai kepantasan ide tersebut
sekaligus menilai diri mereka sendiri.
Selasa, 04 November 2014
BCCT (Beyond Center and Circle Time)
Pembelajaran
yang berpusat pada anak pernah diadopsi dalam kurikulum CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif)
Di
Indonesia dikembangkan menjadi Selling (Sentra dan Lingkaran), ditujukan untuk
merangsang seluruh aspek kecerdasan anak. Dengan memberikan rangsangan kepada
otak agar berfikir secara aktif dengan menggali pengalamannya sendiri melalui
bermain.
PENGERTIAN
SENTRA & LINGKARAN
Pendekatan penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada
anak yang dalam proses pembelajarannya
berpusat di sentra main dan sa’at dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis
pijakan untuk mendukung perkembangan anak
APA ITU SENTRA Sentra
Merupakan Area Main Anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main. Sentra
dapat dibuka di dalam maupun di luar ruangan
APA ITU LINGKARAN : Dimana
pendidik atau guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikaan
pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main
MENGAPA PERLU?
Karena disentra anak dapat:
- Memilih, mengembangkan
rasa percaya diri dan melatih kemampuan dalam mengatasi permasalahannya
- Mencoba, bereksplorasi,
mengembangkan gagasan, dan menata ulang apa yang seharusnya terjadi menurut
pemahamannya.
-
Mengembangkan rasa
tanggungjawab terhadap alat dan bahan main yang digunakan
- Membangun kemampuan
bekerjasama, interaksi sosial yang lebih intensif dibanding dalam kelompok
besar.
- Anak memerlukan waktu
yang cukup untuk bermain di sentra, karenanya keterlibatan anak dalam satu
sentra pada satu waktu lebih baik dibandingkan dengan mengunjungi beberapa
sentra.
- Memiliki waktu yang
cukup di sentra diperlukan untuk memilih bahan main, persistensi, penguatan
konsep, diskusi aktivitas, dan penerapan tahapan main.
- Pengalaman belajar
terintegrasi yang penuh makna sesuai dengan pengalaman dan tahap
perkembangannya
- Mengoptimalkan ruang
dan APE (Alat Permainan Edukatif) yang
ada
Metode
Sentra dan Lingkaran (Seling)
Metode ini menekankan pada
pembelajaran pada system sentra, sementara intervensi pamong dalam pembelajaran
lebih diminimalisir. Metode ini lebih memberi keleluasaan kepada anak-anak
untuk bebas bermain di sentra-sentra yang sudah disiapkan. Pembelajaran dengan
menggunakan metode ini mengacu pada empat pijakan yang ada, yaitu ada 4 Pijakan dalam sentra :
1. Pijakan lingkungan main
2. Pijakan
sebelum main
3. Pijakan
selama main
4. Pijakan
setelah main
1. Pijakan lingkungan main. Dalam pijakan ini,
kegiatan yang dilakukan oleh pamong PAUD antara lain :
a. mengelola awal
lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup (tiga tempat main untuk setiap
anak)
b. merencanakan intensitas (sejumlah waktu yang
dibutuhkan untuk bermain) dan densitas (berbagai macam cara setiap jenis main
yang disediakan) pengalaman
c. memiliki berbagai
bahan yang mendukung tiga jenis main, yaitu sensorimotor, pembangunan dan main
peran
d. memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman
keaksaraan
e. menata kesempatan main untuk mendukung hubungan social
yang positif.
2. Pijakan Pengalaman
Sebelum Main
Dalam pijakan ini
kegiatan yang dilakukan oleh pamong PAUD antara lain :
a. membaca
buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mendatangkan nara sumber
b. menggabungkan
kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung perolehan ketrampilan kerja
(standar kinerja)
c. memberikan
gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan
d. mendiskusikan
aturan dan harapan untuk pengalaman main
e. menjelaskan
ranmgkaian waktu main
f. mengelola
anak untuk keberhasilan hubungan social
g. merancang
dan menerapkan urutan transisi main.
3. Pijakan Pengalaman
Main Setiap Anak
Dalam pijakan
ini kegiatan yang harus dilakukan oleh pamong PAUD meliputi :
a. memberikan anak waktu untuk mengelola
dan memperluas pengalaman main mereka
b. mencontohkan
komunikasi yang tepat
c. memperkuat
dan memperluas bahasa anak
d. meningkatkan
kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman sebaya
e. mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan
main anak
4.
Pijakan Pengalaman Setelah Main Dalam
pijakan yang terakhir ini, peran pamong PAUD adalah :
a.
mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling
menceritakan pengalaman mainnya
b. menggunakan waktu
membereskan maianan, sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokkan,
urutan dan penataan lingkungan main secara tepat
Syarat Penataan Sentra
a. Aman
b. Nyaman
c. Mendukung
Kepekaan Sosial
d. Dapat
diperkirakan hasil main anak
e. mendukung
anak untuk aktif, inisiatif, dan terlibat dalam kegiatan main dalam waktu yang
lama (densitas alat main)
f. Mendukung
perkembangan bahasa, kognitif, moral agama, fisik motorik, dan social emosial
anak
g. Memperhatikan
kenyamanan:
- Ukuran ruang dan jumlah
anak. (ideal 1 anak 3,5m2) minimal ketika anak merentangkan
tangannya tidak bertabrakan
- Pembagian ruangan
memperhatikan kenyamanan lalu lintas anak
- Penempatan meja kursi
hanya di tempat yang diperlukan (untuk mendukung kegiatan yang memerlukan meja
kursi)
- Penempatan hasil karya
anak ditata di dinding kosong secara
menarik setinggi pandangan anak
- Penggunaan warna
dinding dan rak-rak dipilih warna natural
-
Pengaturan cahaya dan
ventilasi udara mendukung kesehatan dan aktivitas anak
h. Memperhatikan
keamanan dan kebersihan:
-
Pemilihan APE dan bahan
main tidak membahayakan kesehatan anak (anti toxid)
-
Bentuk ujung meja,
kursi, dan rak tidak runcing
-
Semua furniture dan APE
dalam keadaan bersih dan siap pakai
- Toilet dibuat seukuran
anak, dilengkapi dengan sabun dan handuk pengering yang selalu terjaga
kebersihannya
- Untuk ruangan bayi
tempat mengganti popok sebaiknya terpisah dengan ruangan main
- Alat yang bersifat
tajam dan mudah melukai disimpan dalam laci tertutup dan disajikan pada saat
akan menggunakannya di bawah pengawasan pendidik
- Tempat obat-obatan
disimpan di ruang pendidik sehingga tidak dapat dijangkau anak
- Celemek atau sejenisnya
disediakan untuk main bahan alam sehingga anak tidak takut kotor
- Pemilihan bahan untuk
lantai atau alas yang tidak licin terutama untuk main air
Konsep Pengembangan Kurikulum
BCCT
-
Kurikulum
PAUD menggunakan pendekatan holistic curriculum mencakup semua aspek
perkembangan
-
Proses belajar dilaksanakan secara integrated learning
mencakup semua konsep pengetahuan (bahasa, matematika, sains, ilmu sosial, seni)
-
Kegiatan
pembelajaran dilakukan melalui bermain
Model
Pembelajaran BCCT Pembelajaran
Model Sentra :
1.
Sentra
Agama
2.
Sentra
Musik
3.
Sentra
Persiapan
4.
Sentra
Bermain Peran
5.
Sentra
Bahan Alam
6.
Sentra
Seni
Pembelajaran
Model Sudut :
1.
Sudut
Alam Sekitar dan Pengetahuan
2.
Sudut
Iman dan Taqwa
3.
Sudut
Pembangunan
4.
Sudut
Kebudayaan
5.
Sudut
Keluarga
Pembelajaran
Model Area :
1.
Area
Matematika
2.
Area
Seni
3.
Area
Bahasa
4.
Area
Agama
5.
Area
Musik
6.
Area
Bermain Luar
7.
Area
Memasak
8.
Area
Balok
9.
Area
Drama
Langganan:
Postingan (Atom)